Setiap
negara di dunia memiliki sistem administrasi negara masing-masing. Menurut
Gabriel A. Almond dan Bingham G. Powell, a
system implies the interdependence of parts, and a boundary between it and its
environment. By interdependence we mean that when the characteristics of one
part in a system change, all the other parts and the system as whole are
affected. Definisi tersebut dipahami bahwa suatu sistem memperlihatkan
hubungan antar bagian dan pembatasan antar bagian tersebut dengan
lingkungannya. Adapun administrasi negara adalah manajemen dan organisasi daripada manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan
pemerintah (Dwight Waldo). Administrasi negara sebagai sebuah
sistem mengendalikan setiap unsur atau bagian dalam kehidupan suatu bangsa
sehingga berlangsung sebagai satu keseluruhan yang bergerak pada pencapaian tujuan
nasionalnya. Dengan demikian, sistem administrasi negara adalah keseluruhan
daripada perundang-undangan, peraturan, praktek-praktek penyelenggaraan,
hubungan-hubungan, kode-kode dan adat-adat kebiasaan yang berlaku pada setiap
daerah wewenangnya (jurisdiction)
untuk menunaikan dan menegakkan kebijaksanaan negara (Leonard D. White).
Sistem
administrasi negara mempunyai hubungan yang berkaitan erat dengan lingkungan (environment), karena terdapat pengaruh
besar terhadap sistem administrasi negara, bahkan dapat terjadi hubungan yang
timbal balik. Faktor-faktor lingkungan diantaranya adalah geografis, historis,
ekonomi, politik, sosial budaya, hankam, dan sebagainya. Faktor lingkungan
tersebut menentukan bagaimana sistem administrasi negara di suatu negara
berjalan. Salah satu elemen lingkungan yang memiliki pengaruh besar adalah
faktor politik. Lebih jauh, pada sisi politik ini ditekankan khususnya budaya
politik suatu bangsa. Budaya politik merupakan sikap orientasi warga negara
terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan
warga negara di dalam sistem itu (G. A. Almond dan S. Verba).
Menurut
Almond dan Verba, budaya politik memiliki tipe masing-masing. Tipe budaya
politik berarti jenis kecenderungan individu di dalam sistem politik. Tipe-tipe
budaya politik yang ada adalah:
1.
Budaya Politik Parokial, merupakan
budaya politik dimana ikatan seorang individu terhadap sebuah sistem politik
tidaklah begitu kuat, baik secara kognitif maupun afektif. Di dalam tipe budaya
politik ini, tidak ada peran politik yang bersifat khusus. Individu tidak
mengharapkan perubahan apapun dari sistem politik. Ini diakibatkan karena
individu tidak merasa bahwa mereka adalah bagian dari sebuah bangsa secara
keseluruhan.
2.
Budaya Politik Subyek, merupakan budaya politik dimana
individu merasa bahwa mereka adalah bagian dari warga suatu negara. Individu
yang berbudaya politik subyek juga memberi perhatian yang cukup atas politik
akan tetapi sifatnya pasif. Mereka kerap mengikuti berita-berita politik tetapi
tidak bangga atasnya, dalam arti, secara emosional mereka tidak merasa terlibat
dengan negara mereka. Saat membicarakan masalah politik, cenderung ada perasaan
tidak nyaman karena mereka tidak mempercayai orang lain begitu saja. Pada sisi
lain, saat berhadapan dengan institusi negara mereka merasa lemah dan tidak
bisa berbuat apa-apa. Budaya politik subyek banyak berlangsung di negara-negara
yang kuat (strong government) tetapi
bercorak otoritaritarian atau totalitarian.
3.
Budaya Politik Partisipan, merupakan budaya politik dimana
individu mengerti bahwa mereka adalah warga negara yang punya sejumlah hak
maupun kewajiban. Hak misalnya untuk menyatakan pendapat, memperoleh pekerjaan,
penghasilan, pendidikan, dan di sisi lain kewajiban misalnya membayar pajak. Dalam
budaya politik partisipan, bebas mendiskusikan masalah politik, bebas
mendirikan organisasi politik baik untuk memprotes ataupun mendukung pemerintah,
hingga pada tingkatan tertentu dapat mempengaruhi jalannya perpolitikan negara.
Di setiap negara, budaya politik memiliki
cerminan yang merepresentasikan kehidupan politik negara bersangkutan,
khususnya dalam proses penyelenggaraan pemerintahan. Budaya politik setiap
negara berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Salah satu negara yang memiliki
kekhasan dalam kehidupan politik adalah negara Korea Utara. Korea Utara adalah
negara yang terletak di kawasan Asia Timur. Negara dengan sistem pemerintahan
Republik Sosialis-Komunis tersebut merupakan negara yang berkarakteristik unik
dalam kehidupan perpolitikan bangsanya.
Kehidupan politik di Korea Utara diwarnai
dengan doktrin sebuah ideologi yang dinamakan dengan Juche. Juche adalah
ideologi resmi rezim Korea Utara dan merupakan teori yang mengadilkan sistem
penguasaan tunggal di bawah Kim Il sung (Presiden pertama Korea Utara) hingga Juche dapat dikatakan sebagai pemujaan
personal untuk Kim Il-sung. Ideologi ini pertama kali dicetuskan oleh Kim Il-sung
pada tanggal 28 Desember 1955. Dalam sidang Partai
Buruh Korea ke-5 tahun 1970, Juche
diresmikan sebagai ideologi resmi partai di negara komunis. Selanjutnya,
ideologi tersebut didukung oleh konstitusi yang mana menurut konstitusi yang
direvisi pada tahun 1982, Juche
ditetapkan sebagai ideologi nasional resmi Korea Utara. Pada tahun 1974, Juche resmi dinamakan ‘Kim Il-sung-isme’
(atau Kimisme) sebagai sistem ideologi revolusioner yang baru dan unik.
Munculnya ideologi tersebut menjadikan
rakyat Korea Utara sangat mendewakan sosok Kim Il-sung yang mana semasa hidup
dipercaya oleh rakyatnya menjadi pemimpin tertinggi. Hal ini didukung pula oleh
ajaran Juche yang mengungkapkan bahwa
untuk mencapai sebuah kesejahteraan maka dibutuhkan suatu kepemimpinan yang
mengatur segala aspek kehidupan, agar dalam implementasi kebijakan tidak akan
saling berbenturan dan akhirnya akan membentuk sebuah sinambung. Dengan
demikian, rezim Korea Utara telah menciptakan sistem ideologi tunggal, yaitu
ideologi Juche yang berarti
perwujudan kesatuan politik dan ideologi di masyarakat Korea Utara (world.kbs.co.kr).
Ideologi Juche
yang merupakan ideologi resmi Korea Utara dan menjadi pengaruh besar dalam segi
kehidupan politik rakyat Korea Utara secara otomatis menjadi ideologi partai
politik yang berkuasa di Korea Utara. Korea Utara adalah negara yang menganut
sistem satu partai (monopartai). Partai berkuasa yang memusatkan ideologi
menempati posisi teratas dalam struktur kekuatan nasional, dimana secara nyata
menguasai kekuatan legislatif, administratif dan yudikatif secara keseluruhan.
Partai bukan hanya menguasai tiga lembaga itu, melainkan juga memimpin
organisasi sosial dan kehidupan rakyat. Oleh karena itu, Korea Utara dapat
dikatakan sebagai negara yang dipimpin partai. Walaupun terdapat lebih dari
satu partai, partai tersebut bukan kubu oposisi, tetapi mitra partai yang
berkuasa. Partai berkuasa di Korea Utara adalah Partai Buruh Korea.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Korea Utara memiliki sistem pemerintahan terpusat (sentralistik)
dimana kekuasaan negara terkonsentrasi pada satu partai yang merupakan
penguasa tunggal. Kekuasaan di dalam
partai tersebut dimiliki oleh satu orang secara eksklusif, sehingga hal ini
mencirikan kediktatoran. Pembagian kekuasaan di
Korea Utara dibagi menjadi tiga kekuasaan, yakni: eksekutif sebagai pelaksana
undang-undang dipegang oleh perdana menteri; legislatif sebagai pembuat
undang-undang dipegang oleh Ketua Majelis Rakyat Tertinggi (MRT); dan yudikatif
sebagai pengawas undang-undang yang dipegang oleh para hakim agung yang dipilih
oleh MRT. Dengan demikian, jelas bahwa pemerintah/negara memiliki
kekuatan yang besar dibandingkan rakyatnya. Berikut gambar yang menunjukkan
sistem yang berjalan di Korea Utara.
Dalam sistem pemerintahan Korea Utara, partai
memimpin negara, dan ketuanya memimpin partai. Itulah prinsip dasar pelaksanaan
sistem rezim Korea Utara secara keseluruhan. Sidang Rakyat Tertinggi sebagai
wakil rakyat umum merupakan wadah dimana partai melaksanakan keputusannya. Oleh
karena itu, Sidang Rakyat Tertinggi adalah lembaga politik tertinggi di Korea
Utara. Sidang Rakyat Tertinggi melantik pejabat utama pemerintahan seperti
pemimpin untuk melakukan tugas administrasi secara nyata.
Bagi rakyat Korea Utara pemimpin adalah
lambang perwujudan tekad dan keinginan partai, serta merupakan pusat kekuatan
untuk mengorganisir dan memimpin kegiatan sosiopolitik secara terpadu dan
secara utuh. Peranan dan kekuatan pemimpin ditempatkan pada posisi teratas dan
posisi yang tidak bisa ditantang. Budaya politik di negara Korea Utara dapat
dikategorikan sebagai budaya politik subyek, yang mana orientasi warga negara
bersifat pasif dalam kaitannya dengan kehidupan negara. Rakyat Korea Utara
hanya menyadari sebagai warga negara yang taat dan patuh terhadap negara yang
menerima segala bentuk kebijakan dan keinginan pemerintah. Tidak ada ruang bagi
publik untuk bersuara memperjuangkan hak-haknya karena tidak dapat melakukan
aktivitas politik dengan bebas, apalagi untuk turut campur tangan dalam
aktivitas pemerintahan.
Lemahnya kesempatan berpolitik di Korea
Utara akibat penerapan sistem partai politik tunggal telah menunjukkan kekuasaan
terkonsentrasi pada segelintir elit yang secara eksklusif menguasai negara. Hal
ini mengindikasikan bahwa sistem pemerintahan yang berjalan bersifat tertutup serta
cenderung otoriter. Sistem pemerintahan yang dijalankan di Korea Utara
mengandung makna bahwa kedaulatan berada di tangan negara sendiri dengan
kekuasaan yang bersifat pewarisan. Namun, di satu sisi dapat pula dipahami
bahwa situasi yang telah terbentuk tersebut masih menunjukkan proses
penyelenggaraan pemerintahan yang kondusif dan stabil. Dengan demikian, antara
rakyat dan pemerintah Korea Utara tidak terjalin hubungan yang setara, akibat
situasi budaya politik yang tertanam pada rakyat. Terlebih dengan mengakarnya
ideologi Juche maka semakin mengkristalkan sebuah sistem pemerintahan/administrasi
negara yang sentralis dan jauh dari alam demokrasi.
Daftar
Pustaka
http://documentstore.weebly.com/uploads/4/2/2/7/4227221/budaya_politik_di_indonesia.pdf, [2012, 17 Februari]
http://world.kbs.co.kr/indonesian/event/nkorea_nuclear/general_04b.htm,
[2012, 18 Februari]
Syafiie, Inu Kencana. 2007. Ilmu Pemerintahan. Bandung: Mandar Maju.
hemn,,
BalasHapusjadi kita bisa simpulkan bahwa sistem administrasi indonesia tidak berjalan sesuai rencana. dan kita lah masa depan yang akan mengubahnya.
www.7fairuz.com