Selasa, 14 Desember 2010

KELUARGA SAKINAH, MAWADDAH DAN RAHMAH

A.      Pengertian Keluarga Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah
Kata sakinah berasal dari bahasa Arab yang berarti tenang atau “ketenangan”. Sakinah merupakan suatu ketenangan yang harus didahului oleh gejolak, karena dalam setiap rumah tangga diwarnai dengan gejolak, bahkan kesalahpahaman, namun ia dapat segera tertanggulangi lalu melahirkan sakinah (ketenangan). Kata Mawaddah memiliki arti kelapangan dada dan terhindarnya jiwa seseorang dari kehendak yang buruk. Mawaddah adalah cinta sejati yang memiliki unsur perhatian, tanggungjawab, penghormatan serta pengetahuan. Sedangkan rahmah adalah kasih sayang, kondisi psikologis yang muncul di dalam hati, karena menyaksikan ketidakberdayaan, sehingga mendorong yang bersangkutan untuk memberdayakannya. Karena itu, dalam kehidupan keluarga, masing-masing suami istri rela bersusah payah demi mendatangkan kebaikan bagi pasangannya serta menolak segala yang mengganggu dan mengeruhkannya.
Dengan demikian, keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah adalah keluarga yang di dalamnya penuh dengan ketenangan, ketentraman, dan kebahagiaan, akibat menyatunya pemahaman dan kesucian hati, serta bergabungnya kejelasan pandangan dengan tekad yang kuat.   

B.       Karakteristik Keluarga Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah
Kebahagiaan manusia atau keluarga yang sakinah akan tercapai bila memenuhi beberapa hal, yaitu yang pertama rumah yang luas, maksudnya tempat tinggal yang memberikan kenyamanan, ketentraman dan kelapangan hati. Kedua kendaraan yang layak, maksudnya kendaraan yang dapat mengantarkan pemiliknya ke tempat-tempat yang baik dan diridhai oleh Allah SWT. Dan ketiga, istri atau suami yang shalihah dan shalih merupakan pendamping hidup yang senantiasa beribadah dan mendekatkan kepada Allah serta selalu mengingatkan jika salah satu diantara keluarga melakukan kesalahan.

1.        Mendidik keluarga
Setelah mampu membina keluarga dan kehidupan secara mandiri sesuai dengan perintah Allah SWT, maka tugas selanjutnya adalah mendidik keluarga dan anak-anak agar menjadi generasi penerus yang saleh, beriman dan bertaqwa. Kebahagiaan yang paling tinggi dalam kehidupan adalah memperoleh petunjuk dan hidayah dari Allah SWT, serta memiliki anak-anak yang shalih yang menjadi kebanggaan keluarga dan masyarakatnya. Orang tua yang baik adalah mereka yang selalu mengarahkan anak-anaknya kepada jalan yang diridhai oleh Allah SWT. Karena itu, kita harus menjadikan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan sebagai pedoman bersama seluruh keluarga dalam mengarungi bahtera kehidupan.

2.        Berbakti Pada Orangtua
Setelah hidup mandiri dengan keluarga yang sakinah, dipenuhi dengan ketentraman dan kebahagiaan, jangan lupa hendaknya selalu berbakti kepada orangtua yang telah melahirkan dan membimbing selama bertahun-tahun, sehingga menjadi anak yang baik dan terpuji. Berbakti kepada kedua orangtua dalam pandangan Islam sangatlah penting dan merupakan suatu keharusan yang selalu dijaga dengan baik.   


C.      Tujuan Keluarga Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah
Pembentukan keluarga merupakan salah satu jalan untuk merealisasikan tujuan-tujuan yang lebih besar. Tujuan yang meliputi berbagai aspek kemasyarakatan dan mempunyai pengaruh yang kuat dan mendasar dalam pembentukan masyarakat yang maju dan beradab.
1.        Tanggungjawab dalam Keluarga
Menurut Islam, keluarga tidak hanya bertujuan untuk mengintegrasikan individu tetapi sekaligus juga membentuk masyarakat. Keluarga merupakan sebuah sel pertama yang penting bagi berdirinya masyarakat. Kedudukan keluarga sangat penting dan menentukan, karena itu keberadaannya tidak mungkin dihilangkan. Keluarga merupakan pusat seluruh aktivitas manusia berlangsung. Antara suami, istri, dan anak mempunyai tanggungjawab masing-masing untuk membina rumah tangganya menjadi sakinah, mawaddah, wa rahmah.
2.        Tanggungjawab Sosial
Dari keluarga berkembanglah menuju kewajiban pada anggota masyarakat, maka diketahuilah adanya kewajiban timbal balik antara pribadi dan masyarakat serta masyarakat terhadap pribadi-pribadi. Kewajiban itu juga pasti akan menimbulkan hak masing-masing antara pribadi dan keluarga, sehingga terbentuklah keserasian dan keseimbangan antara keduanya hak dan kewajiban tersebut tidak terbatas dalam bentuk penerimaan dan atau penyerahan harta benda, tetapi mencakup semua aspek kehidupan.

Keluarga adalah unit terkecil yang menjadi pendukung dan pembangkit lahirnya bangsa dan masyarakat. Selama pembangkit itu mampu menyalurkan arus yang kuat dan sehat, selama itu pula masyarakat bangsa akan menjadi sehat dan kuat. Keluarga mempunyai andil yang sangat besar bagi tegak-runtuhnya suatu masyarakat. Betapa besar peranan keluarga dan betapa keberhasilan kita secara perorangan atau kolektif ditentukan oleh keberhasilan dalam keluarga masing-masing.    

Dewasa ini, kita sering menyaksikan berbagai fenomena yang sangat meneyentuh kehidupan masyarakat terutama di kota-kota besar diantaranya adalah maraknya anak-anak jalanan termasuk mereka yang terlantar. Menjadi sebuah pertanyaan mendasar mengapa hal ini dapat terjadi dan apakah yang terjadi ini merupakan keinginan mereka yang telah dikategorikan sebagai orang yang termarjinalkan tersebut. Bila kita kembalikan pada uraian-uraian tentang keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah di atas jelas memiliki hubungan yang erat terhadap apa yang menjadi fenonema tersebut. Anak-anak jalanan merupakan kondisi yang menunjukkan tidak eksistensinya tanggung jawab dalam sebuah keluarga. Sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah adalah keluarga yang di dalamnya penuh dengan ketenangan, ketentraman, dan kebahagiaan. Termasuk di dalam keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah ini adalah adanya kesatuan untuk saling mengetahui tanggung jawab diantara anggota keluarga, yaitu bagaimana tanggung jawab seorang istri kepada suami, tanggung jawab suami kepada istri, juga tanggung jawab orangtua dalam mendidik keluarga dan anak serta tanggung jawab anak untuk berbakti kepada kedua orangtuanya. Sakinah, mawaddah, wa rahmah adalah tujuan dibentuknya sebuah keluarga, karena keluarga yang seperti inilah yang diajarkan di dalam Islam. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa apa yang terlihat dari fenomena anak jalanan yang semakin meningkat terlebih di kota besar saat ini menunjukkan tidak tercapainya sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah yang menurut ajaran Islam. Anak-anak jalanan yang tidak memiliki ataupun masih memiliki keluarga tidaklah merasakan makna dari sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah karena mereka sendiri telah mengalami didikan yang salah dari orangtua mereka. Kondisi lah yang mendorong orang tua mereka untuk melakukan hal itu, sehingga anak-anak mereka tidak mendapatkan apa yang sebenarnya harus mereka  dapatkan, yaitu kesempatan bermain, belajar, juga kasih sayang dari orangtua.

Daftar Pustaka
Mubarak, Zakky. 2007. Menjadi Cendekiawan Muslim. Jakarta: PT Magenta Bhakti Guna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar